“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah…”. (Q.s. [3]
Ali ‘Imran:110)
·
Pendahuluan
Globalisasi
yang terus merambah berbagai aspek kehidupan di muka bumi telah menimbulkan
suatu tantangan tersendiri untuk masyarakat, terutama para pemuda yang
sejatinya menjadi penerus kekuasaan dan kepemimpinan. Saat ini semua manusia di dunia dibuat sibuk
berebut untuk dapat masuk ke ruang lingkup yang dapat diakui dunia. Baik dari
segi sosial, politik, ekonomi, teknologi, pendidikan, hingga kebudayaan.
Mempersiapkan amunisi merupakan sebuah bentuk keberanian untuk menghadapi
tantangan global.
Permasalahan yang terjadi sejatinya sangat bergantung terhadap
pandangan hidup (ideologi) yang melahirkan berbagai kebijakan serta peraturan
yang diambil dan diterapkan oleh sistem pemerintahan yang digunakan. Ideologi
menjadi sangat penting saat manusia ingin menapaki jalan hidupnya. Ideologi
inilah yang akan menuntun seseorang untuk melakukan dan menjalankan hidup
sesuai dengan aturan yang diberikan. Di sinilah letak peran pemuda untuk
menjawab segala tantangan global yang ada. Para pemudalah yang mampu mengubah
dan mengguncang dunia dengan segala kekuatan yang dimilikinya untuk siap
memilih dan memperjuangkan Ideologi yang benar.
Pergerakan dan perjuangan pemuda terus diharapakan kehadirannya untuk
menakhlukkan tantangan global. Tantangan global yang hakikatnya ialah peperangan
Ideologi yang kian hari kian terlihat dan dapat dirasakan kerusakan-kerusakan
dan kebobrokannya. Untuk itulah, para pemuda
harus memperjuangkan Ideologi yang benar, bersama menjadikan harapan
masyarakat menjadi nyata, yaitu harapan untuk hidup mulia dan penuh keberkahan
dari-Nya dengan menegakkan Daulah Khilafah islamiyah.
·
Memhami Peta Pergerakan Kepemudaan Di Dunia Saat Ini
Dan Tantangan Daya Saingnya
Youth
oleh PBB, yaitu rentang usia 15 hingga24 tahun. Meski demikian, melalui
Konvensi Hak Anak PBB juga mendefinisikan anak-anak sebagai mereka yang berusia
di bawah 18 tahun, sehingga ada usia yang tumpang tindih dengan anak muda. Menurut
Undang-Undang Kepemudaan Republik Indonesia, anak muda adalah mereka yang berusia
antara 18 sampai 35 tahun Dengan
definisi pemuda 15-24, maka populasi pemuda untuk seluruh dunia sekitar 1.8 milyar
atau 18 persen dari total penduduk dunia. Di Asia dan Pasifik, jumlah pemuda 61,8 persen
dari dunia = 1,2 miliar, meningkat dari 4 persen
dari tahun 2000 yang hanya 57,7 %. Bahkan asia-pasifik mengalami fenomena youth
bulge/demografi bonus yaitu dari total populasinya 20% adalah pemuda dengan
usia 15-24 th. Bonus yang
hanya terjadi sekali bagi sebuah bangsa itu akan dialami Indonesia tahun
2020-2030 dengan kondisi lebih baik dibanding jepang dan china.
Isu
demografi bonus sesunggungnya telah diliahat oleh barat untuk kawasan asia
pasifik. Barat menilai bahwa dengan banyaknya populasi pemuda merupakan sebuah
ancaman besar bagi suatu negara, dimana negara harus mampu menyiapkan kebutuhan
pangan yang banyak, lapangan pekerjaan yang luas dll. Sehingga hal ini
menjadikan beberapa negara berkembang khususnya melakukan penekanan terhadap
laju pertumbuhan populasi di negaranya melalui beberapa program seperti KB,
larangan menikah usia dini dsb. Bonus Demografi Indonesia yang bakal
terjadi pada satu hingga tiga dekade mendatang bakal menjadi pintu malapetaka
jika gagal mengelolanya. Sebaliknya, bakal jadi jendela peluang bila
berkualitas dan dikelola dengan baik.
Pengaruh dan peran pemuda sesungguhnya saat ini menjadi
perhatian besar negara adi daya. Dimana mereka dengan jelas menyampaikan hal
ini, misal Clinton menguraikan strategi inti baru Departemen Luar Negeri untuk
investasi dan pemberdayaan pemuda: Membangun struktur untuk dialog dua arah
dengan para pembuat kebijakan (dewan penasehat misalnya di kedutaan), Mengembangkan
pemuda sebagai aktor positif di komunitas mereka sendiri (Obama 2.013 mm $ 770
dianggarkan untuk pembangunan Afrika Utara fund), Fokus pada pembangunan ekonomi
(tanpa makanan, keamanan, pemuda tidak akan berhasil). Begitu pula PBB, sekjen
PBB Ban ki moon membentuk program Tiga E untuk pemuda yaitu Education,
Employment and Empowerment. Khusunya dalam program education fokus utama mereka adalah anak
perempuan. Sehingga pembentukan pemikiran para pemuda dapat dengan mudah mereka
arahkan yaitu kepada pendidikan yang pragmatis dan materialistis.
Saat
ini di Indonesia secara nasional telah disebutkan dalam undang-undang
kepemudaan bahwa tujuan gerakan kepemudaan dimaksudkan untuk memiliki jiwa
kepeloporan, kewirausahaan, dan kepemimpinan. Untuk menunjang perkembangan dan
kemajuan ekonomi di Indonesia pemerintah menjadikan peran pemuda sebagai
penopang pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan enterpreeuner ship dan life skill
agar para pemuda dapat memenuhi kebutuhan ekonominya secara mandiri. Akhirnya
para pemuda hanya disibukkan oleh aktivitas mencari meteri semata, sesungguhnya
hal ini memalingkan idealisme pemuda sebagai agent of change yang seharusnya
melakukan perubahan secara pemikiran bukan terjebak dalam hal yang pragmatis.
·
Potensi dan peran pemudi islam dalam membangun tatanan
peradaban
Keimanan
dan aqidah islam sebagai landasan merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh
pemuda islam yang senantiasa memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا
اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.“ (TQS Muhammad: 7)
Kepemimpinan
berfikir islam adalah visi dan arah perjuanganya. Jiwa atau energi muda sebagai
sebuah kekuatan, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima
perkara: masa hidupmu sebelum matimu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa
senggangmu sebelum masa sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu
sebelum masa miskinmu”
( HR. Muslim, Tirmidzi dari Amru bin Maimun)
Menurut
Teori Siklus (Ibn
Khaldun) : berbicara tentang gambaran kualitas generasi dalam
setiap peradaban yang mengalami putaran tahapan mulai dari generasi perintis,
generasi pembangun, generasi penjaga tradisi, generasi penikmat dan terakhir
generasi perusak. Yang harus kita
yakini sebagai pejuang syariah dan khilafah adalah sekuat apapun upaya
kapitalisme saat ini untuk memunculkan kembali generasi perintis atau paling
tidak generasi pembangun tetap akan sulit mengimbangi laju kerusakan akibat
penerapan kapitalisme.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق