السبت، 2 مارس 2013

PEMUDA DAN TANTANGAN GLOBAL DI ERA PARTISIPASI PENUH



“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”. (Q.s. [3] Ali ‘Imran:110)
·         Pendahuluan
Globalisasi yang terus merambah berbagai aspek kehidupan di muka bumi telah menimbulkan suatu tantangan tersendiri untuk masyarakat, terutama para pemuda yang sejatinya menjadi penerus kekuasaan dan kepemimpinan.  Saat ini semua manusia di dunia dibuat sibuk berebut untuk dapat masuk ke ruang lingkup yang dapat diakui dunia. Baik dari segi sosial, politik, ekonomi, teknologi, pendidikan, hingga kebudayaan. Mempersiapkan amunisi merupakan sebuah bentuk keberanian untuk menghadapi tantangan global.
Permasalahan yang terjadi sejatinya sangat bergantung terhadap pandangan hidup (ideologi) yang melahirkan berbagai kebijakan serta peraturan yang diambil dan diterapkan oleh sistem pemerintahan yang digunakan. Ideologi menjadi sangat penting saat manusia ingin menapaki jalan hidupnya. Ideologi inilah yang akan menuntun seseorang untuk melakukan dan menjalankan hidup sesuai dengan aturan yang diberikan. Di sinilah letak peran pemuda untuk menjawab segala tantangan global yang ada. Para pemudalah yang mampu mengubah dan mengguncang dunia dengan segala kekuatan yang dimilikinya untuk siap memilih dan memperjuangkan Ideologi yang benar.
Pergerakan dan perjuangan pemuda terus diharapakan kehadirannya untuk menakhlukkan tantangan global. Tantangan global yang hakikatnya ialah peperangan Ideologi yang kian hari kian terlihat dan dapat dirasakan kerusakan-kerusakan dan kebobrokannya. Untuk itulah, para pemuda  harus memperjuangkan Ideologi yang benar, bersama menjadikan harapan masyarakat menjadi nyata, yaitu harapan untuk hidup mulia dan penuh keberkahan dari-Nya dengan menegakkan Daulah Khilafah islamiyah.

·         Memhami Peta Pergerakan Kepemudaan Di Dunia Saat Ini Dan Tantangan Daya Saingnya
            Youth oleh PBB, yaitu rentang usia 15 hingga24 tahun. Meski demikian, melalui Konvensi Hak Anak PBB juga mendefinisikan anak-anak sebagai mereka yang berusia di bawah 18 tahun, sehingga ada usia yang tumpang tindih dengan anak muda. Menurut Undang-Undang Kepemudaan Republik Indonesia, anak muda adalah mereka yang berusia antara 18 sampai 35 tahun  Dengan definisi pemuda 15-24, maka populasi pemuda untuk seluruh dunia sekitar 1.8 milyar atau 18 persen dari total penduduk dunia. Di Asia dan Pasifik, jumlah pemuda 61,8 persen dari dunia = 1,2 miliar, meningkat dari 4 persen dari tahun 2000 yang hanya 57,7 %.  Bahkan asia-pasifik mengalami fenomena youth bulge/demografi bonus yaitu dari total populasinya 20% adalah pemuda dengan usia 15-24 th.  Bonus yang hanya terjadi sekali bagi sebuah bangsa itu akan dialami Indonesia tahun 2020-2030 dengan kondisi lebih baik dibanding jepang dan china.

            Isu demografi bonus sesunggungnya telah diliahat oleh barat untuk kawasan asia pasifik. Barat menilai bahwa dengan banyaknya populasi pemuda merupakan sebuah ancaman besar bagi suatu negara, dimana negara harus mampu menyiapkan kebutuhan pangan yang banyak, lapangan pekerjaan yang luas dll. Sehingga hal ini menjadikan beberapa negara berkembang khususnya melakukan penekanan terhadap laju pertumbuhan populasi di negaranya melalui beberapa program seperti KB, larangan menikah usia dini dsb. Bonus Demografi Indonesia yang bakal terjadi pada satu hingga tiga dekade mendatang bakal menjadi pintu malapetaka jika gagal mengelolanya. Sebaliknya, bakal jadi jendela peluang bila berkualitas dan dikelola dengan baik.
                Pengaruh dan peran pemuda sesungguhnya saat ini menjadi perhatian besar negara adi daya. Dimana mereka dengan jelas menyampaikan hal ini, misal Clinton menguraikan strategi inti baru Departemen Luar Negeri untuk investasi dan pemberdayaan pemuda: Membangun struktur untuk dialog dua arah dengan para pembuat kebijakan (dewan penasehat misalnya di kedutaan), Mengembangkan pemuda sebagai aktor positif di komunitas mereka sendiri (Obama 2.013 mm $ 770 dianggarkan untuk pembangunan Afrika Utara fund), Fokus pada pembangunan ekonomi (tanpa makanan, keamanan, pemuda tidak akan berhasil). Begitu pula PBB, sekjen PBB Ban ki moon membentuk program Tiga E untuk pemuda yaitu Education, Employment and Empowerment. Khusunya dalam program education fokus utama mereka adalah anak perempuan. Sehingga pembentukan pemikiran para pemuda dapat dengan mudah mereka arahkan yaitu kepada pendidikan yang pragmatis dan materialistis.
          Saat ini di Indonesia secara nasional telah disebutkan dalam undang-undang kepemudaan bahwa tujuan gerakan kepemudaan dimaksudkan untuk memiliki jiwa kepeloporan, kewirausahaan, dan kepemimpinan. Untuk menunjang perkembangan dan kemajuan ekonomi di Indonesia pemerintah menjadikan peran pemuda sebagai penopang pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan enterpreeuner ship dan life skill agar para pemuda dapat memenuhi kebutuhan ekonominya secara mandiri. Akhirnya para pemuda hanya disibukkan oleh aktivitas mencari meteri semata, sesungguhnya hal ini memalingkan idealisme pemuda sebagai agent of change yang seharusnya melakukan perubahan secara pemikiran bukan terjebak dalam hal yang pragmatis.

·         Potensi dan peran pemudi islam dalam membangun tatanan peradaban

            Keimanan dan aqidah islam sebagai landasan merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh pemuda islam yang senantiasa memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.“ (TQS Muhammad: 7)
            Kepemimpinan berfikir islam adalah visi dan arah perjuanganya. Jiwa atau energi muda sebagai sebuah kekuatan, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa hidupmu sebelum matimu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa senggangmu sebelum masa sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan kayamu sebelum masa miskinmu”
( HR. Muslim, Tirmidzi  dari Amru bin Maimun)
            Menurut Teori Siklus (Ibn Khaldun) : berbicara tentang gambaran kualitas generasi dalam setiap peradaban yang mengalami putaran tahapan mulai dari generasi perintis, generasi pembangun, generasi penjaga tradisi, generasi penikmat dan terakhir generasi perusak. Yang harus kita yakini sebagai pejuang syariah dan khilafah adalah sekuat apapun upaya kapitalisme saat ini untuk memunculkan kembali generasi perintis atau paling tidak generasi pembangun tetap akan sulit mengimbangi laju kerusakan akibat penerapan kapitalisme.

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق